Selat Solo. Makanan yang satu ini memang aneh namanya. Kalau mau dibilang salad tapi ada kuahnya. Mau dibilang sup atau semur? Ngga pas juga. Kabarnya nama Selat sendiri tercetus dari bahasa Belanda Slaatje yang artinya seporsi kecil dari Salad. Lidah Jawa yang sulit melafalkan Slaatje menyebabkan penulisan dan penyebutannya pun berubah. Demikian pula dengan bentuk hidangannya yang juga mengalami modifikasi untuk disesuaikan dengan selera orang Solo.
Selat Solo mba Lies merupakan tempat makan dengan nama yang mumpuni untuk hidangan tradisional kota asal Presiden Jokowi ini. Masakan segar berkuah yang disajikan dalam piring ini ceper ini isinya buncis, wortel, kentang, telor pindang, daging sapi, acar dan mustard buatan rumah ditaruh diatas selembar daun selada. Untuk pilihan daging sapinya ada dua macam penyajian. Mau yang disuwir atau yang galantin (daging sapi digiling dan dibentuk seperti rolade).
Berbagai menu tradisional lainnya seperti Timlo, Sup galantin/Sup manten, Tahu acar & Stup makaroni boleh dijadikan sebagai menu ronde kedua di Selat Solo mba Lies ini. Karena kalau cuma makan Selat Solo masih kurang kenyang! Sebagai pelepas dahaga, es Tape ketan yang juga minuman tradisional Solo bisa jadi pilihan.
Untuk setiap porsi Selat Solo mba Lies bisa ditebus dengan uang 15 ribu rupiah saja per porsinya. Rumah makan yang “sumpek” oleh hiasan keramik pemiliknya ini buka mulai jam 08.30 – 17.30 setiap harinya.
Lokasi rumah makan Selat Solo mba Lies ini berada di Kampung Serengan Gang II/42, Solo. Gampang-gampang susah untuk mencari tempatnya karena memang nyempil di gang. Tapi ngga seperti benua Atlantis yang imajiner itu. Enaknya Selat Solo ini beneran nyata, jadi ayo tetap semangat walau susah-susah dikit.
0 komentar:
Posting Komentar