Wajah Sejarah Ruins of St. Paul’s
Bentuk bangunannya sudah tidak sekomplit bangunan-bangunan lain di Senado square. Penyebabnya adalah musibah kebakaran di masa lalu yang berkali-kali menerpa Gereja Katolik terbesar di Asia timur pada masanya itu. Meskipun demikian, Ruins of St. Paul’s atau reruntuhan gereja St. Paul adalah klimaks dari wisata di Senado square. Dan menjadi landmark dari Macau.
Pertama kali dibangun tahun 1580 dan hanya berselang 15 tahun, yaitu pada tahun 1595, Gereja St. Paul tertimpa musibah kebakaran yang pertama. Kemudian musibah kebakaran yang kedua terjadi pada tahun 1601. Rekonstruksi dilakukan setahun setelah musibah kebakaran kedua terjadi dan prosesnya selesai pada tahun 1637. Pada masa ini, Gereja St. Paul menjadi gereja terbesar di Asia Timur.
Hingga akhirnya pada tahun 1835 musibah kebakaran ketiga kembali melanda Gereja St. Paul. Ini sekaligus menjadi musibah kebakaran yang terakhir dan terbesar dengan hanya menyisakan fasad depan bangunan.
Meski hanya menyisakan bagian muka gedung, bukan berarti tidak ada yang bisa dinikmati ataupun dicermati dari Ruins of St. Paul’s. Fasad depan Gereja St. Paul ini dipenuhi oleh ukiran dan ornamen. Dan tak sekedar hanya dekorasi tetapi ada cerita dibalik tiap ukiran dan ornamen yang ada. Tetapi secara umum menceritakan tentang perjalanan Gereja Katolik di Asia dan juga nuansa budaya Cina didalam pembangunan Gereja St. Paul.
Melintas masuk ke dalam Ruins of St. Paul terdapat anak tangga yang akan menuntun pengunjung menuju lantai dua fasad depan Gereja St. Paul. Tempat dimana kita bisa melihat Senado square dengan latar belakang gedung-gedung Kasino internasional. Sementara di halaman belakang ada museum Museum of Sacred Art yang dapat dikunjungi tanpa biaya sepeser pun. Museum ini menyimpan benda-benda bersejarah dan mengandung nilai religi dari abad ke 16yang berasal dari Gereja di Monaco dan negara Eropa lainnya yang dapat diselamatkan dari kebakaran hebat yang melanda waktu itu.
Tak hanya benda-benda bersejarah, Museum Of Sacred Art juga menyimpan relikui atau sisa-sisa tubuh dari para Martir yang berperan dalam membangun dan merawat Gereja St. Paul. Beberapa diantaranya berasal dari Jepang dan Vietnam. Jangan lewatkan juga kaca-kaca yang melindungi lantai yang ada di antara fasad depan Gereja St. Paul dan Museum of Sacred Art. Dibalik kaca ini kita bisa melihat fondasi asli gereja yang juga merupakan sisa dari kebakaran hebat pada tahun 1835.
Ruins of St Paul’s yang hanya menyisakan fasad depan bangunan dan dengan 66 anak tangga yang ada di depannya saat ini seringkali digunakan sebagai panggung terbuka dari gelaran pentas musik. Menjelang sore hari atau saat cuaca sedang teduh, alunan live music menjadi teman akrab sembari bersantai menikmati pemandangan gedung-gedung tua di sekitar Ruins of St. Paul's.
Saat liburan, rasa lapar memang bisa menyerang setiap saat. Tetapi di Macau atau saat sedang berada di Senado square kita tak perlu khawatir. Karena Portugis sepertinya tidak hanya meninggalkan gedung-gedung tua bernilai sejarah di negara ini. Tetapi juga resep-resep makanan dan kue yang enak-enak. Dimana Portuguese Egg Tart adalah kue camilan yang wajib dicoba. Dimana Pastellaria Koi Kei yang ada di dekat Ruins of St, Paul adalah salah satu toko yang makanan khas Macau tersebut. Selain tentunya berbagai makanan khas Macau lainnya.
Dengan semua yang ada di Ruins of St. Paul maka tak heran jika tempat ini menjadi objek wisata pertama yang harus dituju oleh para wisatawan. Lokasinya yang berada di tengah-tengah Senado square menjadikan Ruins of St. Paul's seperti pusat untuk berkumpul. Maka tak heran jika lokasi di sekitar Ruins of St. Paul's selalu berdesak-desakan dipenuhi oleh pengunjung.
0 komentar:
Posting Komentar