Inilah salah satu yang membedakan antara sate Klathak dan sate biasa. Alih-alih menggunakan bambu, sate Klathak yang berbahan dasar daging kambing menggunakan tusukan berupa jeruji sepeda yang dilancipkan. Jeruji sepeda yang berasal dari besi menjadi media penghantar panas. Sehingga membuat daging kambing sate Klathak menjadi sangat lembut dan lunak saat dikunyah.
Sate Klathak sudah lama dikenal masyarakat Yogyakarta. Nama Klathak diambil dari suara yang timbul saat daging kambing yang sudah dibumbui dengan garam dan merica beradu dengan bara api. Penggunaan bumbu tersebut juga menjadi pembeda dengan sate kambing lainnya yang biasanya menggunakan kecap manis. Namun meski bumbunya sederhana, tidak mengurangi kelezatan sate Klathak ataupun meninggalkan bau prengus khas daging kambing. Karena daging yang digunakan berasal dari kambing muda.
Jalan Imogiri timur menjadi daerah dimana sate Klathak mudah ditemui. Nama sate Klathak semakin ramai terdengar saat salah satu scene sekuel film Ada Apa Dengan Cinta yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra mengangkat menu tradisional Yogyakarta ini. Tepatnya di warung sate Klathak pak Bari yang berada di sebelah pasar Jejeran desa Wonokromo, Bantul.
Awalnya memang sedikit sulit untuk menemukan lokasi sate Klathak pak Bari karena harus masuk jalan kecil yang berada persis di samping pasar Jejeran yang ada di jalan Imogiri Timur. Tetapi begitu masuk ke jalan kecil tersebut tak lagi sulit karena sudah ditandai dengan ramainya mobil dan motor para pembeli yang parkir. Padahal warung sate pak Klathak pak Bari ini lokasinya berjarak kurang lebih 10 km dari pusat kota Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar