Museum Purbakala Sangiran, Etalase Kehidupan Pra Sejarah Terlengkap di Dunia

Leave a Comment
Museum Purbakala Sangiran
Dalam lirik lagu Koes Plus dikatakan “Tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. Ternyata apa yang ditulis dalam lirik tersebut bukanlah isapan jempol semata. Bahkan semenjak jaman purbakala, tanah Indonesia memang sudah dikenal karena kesuburan tanah dan kekayaan lautnya. Hal tersebut dapat dibuktikan manakala kita berkunjung ke Museum Purbakala Sangiran yang ada di Sragen, Jawa tengah.

Memang cara hidup manusia purba sifatnya nomaden. Tetapi pola hidup nomaden manusia purba merunut pada tempat-tempat yang banyak memiliki sumber makanan dan air (sungai). Pola hidup nomaden tersebut terbentuk dikarenakan manusia purba menggantungkan kebutuhan hidupnya dari hasil buruan (hewan, dll).

Dimana hewan hasil buruan para manusia purba tersebut bermukim di daerah yang juga subur tanahnya dan banyak sumber-sumber airnya. Makanya tak salah kan jika Indonesia dibilang sebagai negara yang kaya sumber daya alamnya.

Nama museum yang letaknya kurang lebih 15 km dari pusat kota Solo ini diambil dari nama dusun dimana museum purbakala ini berada yaitu Sangiran. Di Sangiran inilah fosil nenek moyang manusia pertama, yaitu Pithecantropus Erectus ditemukan. Semenjak saat itu Sangiran menjadi situs terpenting dan terlengkap dalam penelitian kehidupan pra sejarah di dunia.
Fosil Homo Erectus
Dikatakan penting dan terlengkap karena sampai saat ini di Sangiran setidaknya telah ditemukan lebih dari 100 fosil Homo erectus yang merupakan manusia penjelajah bumi pertama di dunia yang berasal dari Afrika. Jumlah tersebut telah mewakili lebih dari setengah populasi Homo erectus yang menyebar di berbagai benua.

Sejak pertama kali Pithecantropus erectus ditemukan di Sangiran, hingga saat ini telah banyak ditemukan berbagai macam fosil purbakala. Sangiran pun dianggap menyumbang banyak ilmu pengetahuan di bidang kepurbakalaan. Anggapan tersebut lalu diresmikan pada tahun 1996 oleh UNESCO berupa pengakuan Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) kepada Sangiran.

Maka jika dunia sudah memberikan pengakuan resmi sangat pantaslah juga bagi kita sebagai warga negara Indonesia untuk datang ke Sangiran dan menggali banyak pengetahuan melalui wisata edukasi ke Museum Purbakala Sangiran. Apalagi tiket masuknya pun sangat murah, hanya 5 ribu rupiah saja. Museum Purbakala Sangiran buka dari hari Selasa sampai dengan Minggu mulai pukul 10.00 – 16.00 WIB.

Menarik tentunya untuk mengikuti sejarah manusia di Museum Purbakala Sangiran. Tetapi tak mudah bagi wisatawan awam untuk bisa mengerti semua data dan fakta yang tersedia di tempat ini. Oleh karena itu ruang pamer di Museum Purbakala Sangiran dibagi menjadi beberapa cluster yang berurutan agar mudah dipahami.
Koleksi benda-benda yang dipamerkan pun bentuknya beraneka ragam. Mulai dari fosil manusia pra sejarah hingga binatang yang hidup juga pada masa itu. Semuanya disajikan dalam bentuk fosil-fosil yang ditemukan ataupun dalam bentuk diorama dengan skala ukuran yang sama dengan aslinya. Sejarah terbentuknya bumi sebagai tempat tinggal beragam mahluk hidup juga disajikan dalam ruang audio visual. Termasuk sejarah tentang Sangiran yang dulu ternyata adalah laut dangkal yang berada di kaki gunung Lawu.
Tak hanya fosil manusia dan hewan pra sejarah saja yang ditampilkan. Alat-alat berburu dan alat-alat untuk menunjang kehidupan sehari-hari juga turut dipamerkan. Contohnya seperti kapak genggam dan kapak perimbas.

Meski Sangiran dikenal sebagai situs pra sejarah terlengkap di dunia tapi tanpa kehadiran para peneliti tentunya tempat ini tidak akan pernah diketahui. Oleh karena itu turut dihadirkan pula para peneliti yang berperan besar dalam penemuan-penemuan fosil di situs Sangiran dan sekitarnya seperti von Koenigswald dan Eugene Dubois beserta catatan hariannya saat melakukan proses penggalian.
Seluruh koleksi fosil yang berada di Museum Purbakala Sangiran totalnya mencapai lebih dari 13 ribu jenis. Sebagian besar berasal dari periode masa 1 hingga 2 juta tahun yang lalu. Meski usia benda-benda koleksinya tak lagi muda tetapi ada beberapa fosil yang boleh disentuh oleh pengunjung. Keistimewaan ini tentunya mengobati rasa penasaran pengunjung tentang benda-benda pra sejarah.
Tetapi jika sewaktu mau pulang masih tersisa rasa penasaran maka pengunjung boleh datang ke toko-toko suvenir yang ada di sekitar Museum Purbakala Sangiran. Di toko-toko suvenir tersebut banyak tersedia berbagai macam tulang dan fosil yang boleh diperjualbelikan. Soal keaslian fosil yang dijual tentunya menjadi tanda tanya. Apalagi untuk orang awam yang tidak paham arkeologi. Tapi jika harganya masih sesuai bujet tentunya tak jadi masalah jika hanya untuk pajangan di rumah.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar